Jumat, 18 November 2011

Pernyataan C.I.N.T.A

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam
 kata
 Kusimpan kasih-Mu dalam dada
 Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu
 Segera saja bagai duri bakarlah aku.
 Meskipun aku tenang, diam bagai ikan
 Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam
 lautan
 Kau yang telah menutup rapat dalam bibirku
 Tariklah misaiku dalam dekat-Mu.
 Apakah maksud-Mu?
 Mana aku tahu?
 Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam
 iringan ini selalu.
 Kukunyah lagi menahan kepedihan
 Mengenangmu bagai unta memamah biak
 makanan
 Dan bagai unta yang geram mulutku
 berbusa.
 Meskipun aku tinggal bersembunyi dan tidak
 bicara
 Di hadirat kasih aku jelas dan nyata.
 Aku bagai benih di bawah tanah
 Aku menanti tiada musim semi.
 Hingga tanpa napasku sendiri
 Aku dapat bernapas wangi
 Dan tanpa kepalaku sendiri
 Aku dapat membelai kepala lagi.
 [membujuk yang tercinta)

Sabtu, 12 November 2011

Lirik Lagu Wali Sejuta (Senyum, Jujur, & Taqwa)

pemudi pemuda hei harapan bangsa
berhati-hatilah bila dilanda asmara
jangan hanya rupa, jangan hanya harta
awas awas kau terjebak terbuai dunia
itu tak akan menjamin hidupmu bahagiahttp://arsyadruzhteria.blogspot.com/
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
boleh boleh saja kau punya rupa yang indah
boleh boleh saja kau bergelimangan harta
tapi maaf maaf aku hanya ingin kau setia
kau jujur dan taqwa

boleh boleh saja kau terlahir bagus rupa
boleh boleh saja kau punya harta berlimpah
tapi maaf maaf aku hanya ingin kau setia
kau jujur dan taqwa

duhai kekasihku dambaan hatiku
bila kau sayang aku maka dengarkan aku
setialah untukku jujurlah padaku
dan taqwalah dirimu pada Tuhan selalu

boleh boleh saja kau punya rupa yang indah
boleh boleh saja kau bergelimangan harta
tapi maaf maaf aku hanya ingin kau setia
kau jujur dan taqwa

boleh boleh saja kau terlahir bagus rupa
boleh boleh saja kau punya harta berlimpah
tapi maaf maaf aku hanya ingin kau setia
kau jujur dan taqwa

boleh boleh saja kau punya rupa yang indah
boleh boleh saja kau bergelimangan harta
tapi maaf maaf aku hanya ingin kau setia
kau jujur dan taqwa

boleh saja kau terlahir bagus rupa
boleh saja kau punya harta berlimpah
tapi maaf maaf aku hanya ingin kau setia
kau jujur dan taqwa

tapi maaf maaf aku hanya ingin kau setia
kau jujur dan taqwa
tapi maaf maaf aku hanya ingin kau setia
kau jujur dan taqwa

Senin, 26 September 2011

Asal Usul Nongolnya Facebook Yang Pertama Kali

Siapa sih yang tidak tahu Mark Zuckerberg. Yaa! dia adalah penemu sekaligus pembuat Facebook.com salah satu jejaring sosial yang dimiati banyak orang. Saat ini pun ia di nobatkan sebagai pemuda terkaya di dunia. Tapi tahukah anda kenapa si Mark ini menamakan site jejaring sosialnya dengan nama facebook.

Kita memang sering menggunakan facebook. Tapi gak pernah tahu facebook itu berasal dari mana. Kalau mau tahu, begini nih ceritanya.

Pada suatu hari Mark jalan-jalan ke Bandung. Dia berniat ke ITB tuk studi banding. Tapi sayangnya, ini perjalanannya yang pertama kali ke sana. Otomatis si mark ini bakalan kesasar.

Maklum waktu itu si mark belom sekaya saat ini. Namanya juga masih mahasiswa. Terus, di tengah kebingungannya menuju ITB, akhirnya ia mencoba bertanya-tanya dengan salah seorang tukang es cendol.

Karena stylenya tampang mahasiswa dan terpelajar, si mark pun berlagak kebingungan. Dia basa-basi beli es cendol tuh abang. “Bang, es cendolnya satu dong”.

Nah, sembari menikmati es cendol, si mark pun iseng nanya si abang cendol,”bang tahu gak bang, kalo es cendol abang nih seger dan enak banget.”

si abang pun tersenyum dan langsung bales,”ah, si ujang bisa ajah mujinya”. Trus si mark bales lagi,”tahu gak bang, kalo abang jualan es cendolnya di ITB bakalan laku keras tuh bang.”

Si abang bingung, karena perkataan si Mark tersebut. Mark pun kaget, khawatir salah bicara. Lalu Mark pun minta maaf seraya berkata, ” bang, kenapa ada yang salah yah?”.

Abang pun menjawab,”ah, si ujang gimana sih, saya kan sejak dolo sampe sekarang emang jualannya di depan pintu gerbang ITB.”

Dengan wajah malu si mark ngomong,”ah, yang bener bang. Buktinya apa?”.

Si abang negesin,”Ah, si ujang bagimana seh, emangnya gak liat itu ada patung Ganesha (lambang ITB). MUKA BUKU (buka buku–bahasa sunda–) atuh, jaang. Tong malongo wae (jangan bengong ajeh)”. si mark (GUBRRAKK!!).

setelah jatuh, mulai saat itu. kata yang terngiang di kepalanya cuman “MUKA BUKU”. Sampai pada akhirnya si mark kembali ke negeri asalnya. Setelah selesai membuat site jejaringnya ia pun ingin menamakannya.

Dan tetap, pada waktu itu kata yang terngiang masih “MUKA BUKU”, yang filosofinya, kalo ingin tahu sesuatu apapun yah harus buka buku, karena buku itu sumber ilmu dan perlu dibaca dan diketahui isinya.

Namun sayangnya kata “MUKA BUKU” terlalu sundanese banget. Pikir si mark,”ah, gue kan orang bule. Jadi gak ada salahnya kata “MUKA BUKU” gue translit jadi “FACEBOOK”.

q liat di ketawa.com

Minggu, 25 September 2011

Google Di Masa Depan, Manusia Tidak Akan Kesepian

CEO Google Eric Schmidt mengakui bahwa dimasa depan,teknologi akan masuk begitu dalam di kehidupan masyarakat. Bahkan, Anda tidak akan pernah merasa bosan.
Konsep keterbukaan bagi Google adalah dapat lebih mudah dimengerti bagi pihak oposisi, ujar Schmidt. "Perbandingan paling mudah saat ini adalah Apple." CEO Google ini menggambarkan Apple sebagai perusahaan yang memiliki strategi sangat tertutup. Meskipun begitu, ia menilai bahwa konsep ini bekerja dengan baik bagi Apple.
Schmidt melanjutkan, "Anda harus menggunakan perangkat pembangun, hardware ataupun software saat ingin mengirimkan aplikasi untuk proses penyetujuan. Ini tidak akan begitu terbuka."
Schmidt juga menggambarkan bagaimana perkembangan teknologi dan pengaruhnya kepada masa depan.
"Di masa depan, kita tidak akan melupakan apapun. Di masa depan, Anda tidak akan pernah merasa hilang. Kita akan tahu keberadaan anda sekaligus pergerakan Anda. Mobil Anda akan berkendara sendiri karena terhubung dengan komputer,"ujarnya lagi.
Selain itu, Schmidt menegaskan bahwa manusia tidak akan pernah merasa kesepian. "Anda tidak akan pernah merasa sendiri. Anda tidak akan pernah kebosanan. Anda tidak akan pernah kehabisan ide."
Schmidt juga menegaskan soal intervensi mesin dalam kehidupan bermasyarakat. "Kami akan menyarankan kepada Anda arah tujuan Anda serta siapa saja yang harus Anda temui. Tidak hanya itu, ini berlaku bagi seluruh manusia."

Kamis, 15 September 2011

Sejarah FC BARCELONA

FC Barcelona - juga dikenal sebagai Barça, adalah sebuah klub olahraga di Barcelona, Katalonia, Spanyol yang mempunyai klub-klub dalam beberapa cabang olahraga, namun yang paling terkenal adalah sepak bola. Didirikan pada 1899 oleh 12 pemain sepak bola berasal dari Swiss, Inggris, dan Spanyol dibawah pimpinan Joan Gamper. FC Barcelona memiliki motto "Barca bukan hanya sekedar klub" (El Barça, és més que un club) serta memiliki himne yang berjudul "El Cant del Barca" yang diciptakan oleh Jaume Picas and Josep Maria Espinàs. Tidak seperti klub sepak bola pada umumnya, FC Barcelona benar-benar milik dan dioperasikan oleh para suporternya. Stadion utamanya berada di Camp Nou, Barcelona. FC Barcelona Nama lengkap Futbol Club Barcelona Julukan L'equip blaugrana (tim)
Culers atau Culés (pendukung)
Blaugranes atau Azulgranas (pendukung) Didirikan 29 November 1899 dengan nama Foot-Ball Club Barcelona Stadion Camp Nou, Barcelona (Kapasitas : 99.354) Presiden Sandro Rosell Manajer Josep Guardiola Liga La Liga 2010-11 La Liga, 1st Klub ini masuk menjadi
peserta Primera División
(Divisi Utama) sejak tahun
1928, dan bersama-sama Real
Madrid danAthletic Bilbao
menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda
División (Divisi Dua). Klub ini
juga menjadi klub yang
menjuarai liga Spanyol
pertama kali. Dengan
persembahan 21 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del
Rey, 10 gelar Piala Super
Spanyol, 4 gelar Liga
Champions Eropa, 4 gelar Piala
UEFA, 4 gelar Piala Super
Eropa, FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di
Spanyol, Eropa, dan dunia.
Bukti paling nyata ketika
pada tahun 2009 FC Barcelona
berhasil menjadi klub Spanyol
pertama yang berhasil meraih gelar Treble (juara La Liga,
Copa del Rey, dan Liga
Champions). Dilanjutkan
dengan raihan gelar Piala
Super Spanyol, Piala Super
Eropa dan FIFA Club World Cup untuk melengkapi raihan
gelarnya menjadi Sextuples.
Barcelona merupakan klub
sepak bola pertama di dunia
yang melakukan raihan ini.
Fans Barca juga sering dipanggil Culés. source : http://
id.wikipedia.org/wiki/FC_
Barcelona

Rabu, 14 September 2011

PROFIL LENGKAP MAHER ZAIN

Maher Zain adalah Pria kelahiran
Libanon,16 Maret 1981 .Maher
Zain pindah ke Swedia pada
usia delapan tahun.Maher
menjadi penyanyi R&B ,
penulis lagu dan juga produser musik.Maher juga
tinggal di Amerika
Serikat,album debutnya
Thank You Allah
mendapatkan penghargaan
Platinum.Maher juga bernyanyi dengan bahasa
Inggris,Urdu,Turki,Melayu
dan juga Perancis. Berawal dari mengagumi
musik,dalam usia 10 tahun
maher telah menguasai
keyboard.Maher juga
termotivasi oleh ayahnya
yang juga seorang musisi handal di kota Tripoli,
Libanon.Menurut
Maher,“Saya sangat
mencintai dunia musik,
namun saya tidak menyukai
hal-hal yang ada di sekilingnya.” Pada Ahirnya Maher Zain
menemukan keraguan
bermusik,Maher bertemu
dan bergabung dalam
komunitas Muslim yang ada
di Stockholm.Sejak saat itu Maher Zain,aktif dalam
kegiatan masjid dan merasa
lebih berarti dari pada sebuah
rumah baginya. Maher Zain bersyukur dapat
membantu orang lain melalui
musik.“Jika aku punya satu
hal yang mana aku ingin
sampaikan kepada orang di
luar sana, bahwa sangatlah mudah untuk melihat jalan
yang benar jika kita hanya
membuka mata dan melihat
dengan benar, itu yang
terjadi padak,kata Maher
Zain. Maher juga pernah
menjelaskan bahwa lagunya
dedikasi kepada ibunya agar
terus menjadi bahagia,bukan
lagu yang membuat sedih
ibunya. Fadly dari band Padi
Indonesia juga berkontribusi
terhadap lagu Maher Zain
yang berjudul “Untuk Rest
Of My Life” dalam Bahasa
Indonesia.Maher Zain juga memiliki Fans yang banyak
di Indonesia.Bagi anda yang
menggemari lagu Maher Zain,
dapat bergabung dalam Page
Facebook Maher Zain Indonesia Fans Club.

Rabu, 31 Agustus 2011

Lagu : Sepanjang Hidup Penyanyi : Maher Zain Pencipta : Maher Zain, Novia Stephani, Bara Kherigi, Charbel Amso, Abou-Daniell Album : Thank You Allah Produksi : Awakening Records

aku bersyukur kau di sini
kasih
di kalbuku mengiringi
dan padamu ingin ku
sampaikan
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
kau cahaya hati
dulu ku palingkan diri dari
cinta
hingga kau hadir membasuh
segalanya oh inilah janjiku kepadamu reff:
sepanjang hidup bersamamu
kesetiaanku tulus untukmu
hingga akhir waktu kaulah
cintaku cintaku
sepanjang hidup seiring waktu aku bersyukur atas hadirmu
kini dan selamanya aku
milikmu yakini hatiku kau
anugerah
Sang Maha Rahim
semoga Allah berkahi kita kekasih penguat jiwaku
berdoa kau dan aku di Jannah
ku temukan kekuatanku di
sisimu
kau hadir sempurnakan
seluruh hidupku oh inilah janjiku kepadamu
repeat reff yakini hatiku
bersamamu ku
sadari inilah cinta
tiada ragu dengarkanlah
kidung cintaku yang abadi repeat reff Tanggal Publikasi:
01/05/2011 |
Update Terakhir: 15/08/2011 »
INFORMASI TAMBAHAN Judul
Lagu : Sepanjang Hidup
Penyanyi : Maher Zain Pencipta : Maher Zain, Novia
Stephani, Bara Kherigi, Charbel
Amso, Abou-Daniell
Album : Thank You Allah
Produksi : Awakening
Records

Jumat, 26 Agustus 2011

Persahabatan

Dan jika berkata,
berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih. Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”. Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata,
dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan. Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita;
Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya,
mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran. Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih,
di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan. Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Memancing,syarat dengan kehidupan

Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenangsenang.
Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya
dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat
menikmati permainannya. Selain asyik bermain, si anak juga sering
memerhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke
sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula
ia selalu melihat sang paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang,
tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, tidak jarang juga ikan yang didapat
banyak jumlahnya. Suatu sore, saat sang paman bersiap-siap hendak
pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi
keranjangnya, si anak mencoba mendekat. Ia menyapa sang paman
sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman
menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mau ikan? Pilih saja sesukamu dan
ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk
memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah.
"Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak. "Lo, paman perhatikan,
kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman
memancing. Sekarang ada ikan yang paman tawarkan kepadamu,
kenapa engkau tolak?" "Saya senang memerhatikan Paman memancing,
karena saya ingin bisa memancing seperti Paman. Apakah Paman mau
mengajari saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh
harap. "Wah wah wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Dengan belajar
memancing engkau bisa mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mau di
sungai ini. Baiklah. Karena kamu tidak mau ikannya, paman beri kamu
alat pancing ini. Besok kita mulai pelajaran memancingnya, ya?"
Keesokan harinya, si bocah dengan bersemangat kembali ke tepi sungai
untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang
umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup...
kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan
untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati
kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan,
sang paman dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan
ikan hasil tangkapan berada diujungnya. Begitu seterusnya. Setiap kali
berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang
telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai,

menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga
sore hari tiba. Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari
memancingnya bersama sang paman bertanya, "Paman, belajar
memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"
Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar
anakku, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu
latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus
pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan.
Belajar memancing sama dengan belajar di kehidupan ini, setiap hari
mengulang hal yang sama. Tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal
yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa
yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa
tercapai." Sama seperti dalam kehidupan ini, sebenarnya untuk meraih
kesuksesan kita tidak membutuhkan teori-teori yang rumit, semua
sederhana saja, Sepanjang kita tahu apa yang kita mau, dan kemudian
mampu memaksimalkan potensi yang kita miliki sebagai modal,
terutama dengan menggali kelebihan dan mengasah bakat kita, maka
kita akan bisa mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan.
Apalagi, jika semua hal tersebut kita kerjakan dengan senang hati dan
penuh kesungguhan. Dengan mampu mematangkan kelebihan-kelebihan
kita secara konsisten, maka sebenarnya kita sedang memupuk diri kita
untuk menjadi ahli di bidang yang kita kuasai. Sehingga, dengan
profesionalisme yang kita miliki, apa yang kita perjuangkan pasti akan
membuahkan hasil yang paling memuaskan.

Sabtu, 02 Juli 2011

GELAS (kisah penuh makna)


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak.
Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung masalah. Langkahnya gontai dan air mukanya ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkanya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu
diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?”, ujar Pak tua itu. “Asin, asin sekali,” jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan
dekat tempat tinggalnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke alam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang dengan mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.” Saat tamu itu selesai
mereguk air, Pak tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”. “Segar”, sahut tamunya. ‘Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?’, tanya Pak tua lagi. ‘Tidak’, jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama.”
“Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung semua kepahitan itu.”
Pak tua itu kembali memberikan nasehat. “Hatimu adalah wadah itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”


Jumat, 17 Juni 2011

PEMATUNG

Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pematung
yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus,
indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah
bangsawan dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana
kerajaan hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan
patung karya si seniman itu. Suatu hari, datang seorang pemuda yang
merasa berbakat memohon untuk menjadi muridnya. Karena niat dan
semangat si pemuda, dia diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga
diijinkan untuk tinggal di rumah paman si pematung. Sejak hari itu,
mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan bahan adonan
semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan
mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat
patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya. Setelah belajar
sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab, menurutnya, hasil
patungnya belum bisa menyamai keindahan patung gurunya. Dia pun
kemudian menganalisa dengan seksama, lantas memutuskan meminjam
alat-alat yang biasa dipakai gurunya. Dia berpikir, rahasia kehebatan
sang guru pasti di alat-alat yang dipergunakan. ?Guru, bolehkan saya
meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk mematung? Saya ingin
mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat yang selalu dipakai
guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan Guru.? ?Silakan pakai,
kamu tahu dimana alat-alat itu berada kan? Ambil saja dan pakailah,?
jawab sang guru sambil tersenyum. Selang beberapa hari, dengan wajah
lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata, ?Guru, saya sudah
berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alatalat
yang biasa dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus
patung yang Guru buat?? ?Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih
membuat patung selama puluhan tahun. Mengamati obyek benda,
mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha
menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh
pikiran. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi
tidak pernah pula berhenti mematung hingga hari ini. Bukan alat-alat
bantu yang engkau pinjam itu yang kamu butuhkan untuk menjadi
seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk
menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun
engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang baik.? ?Terima kasih
Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari
saya.? Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya
mengandalkan talenta semata. Kita butuh proses belajar dan ketekunan
berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih
apapun, hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangantangan
terampil dan terlatih yang menggerakkannya. Demikian pula
dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang, ada harga
yang harus kita bayar! Apapun bidang yang kita geluti, apapun talenta
yang kita miliki, kita membutuhkan waktu, fokus dan kesungguhan hati
dalam mewujudkannya hingga tercapai kesuksesan yang
membanggakan!!!

kisah tentang keloyalitasan seseorang

Seorang pemuda karyawan sebuah kantor sering mengeluhkan
tentang karirnya. Ia merasakan bahwa setiap kali bekerja, tidak
mendapatkan kepuasan. Karirnya sulit naik, Gaji yang didapat pun
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena itu ia pun sering
berpindah-pindah tempat kerja. Ia berharap, dengan cara itu ia bisa
memperoleh pekerjaan yang memberikannnya kepuasan, dari segi karir,
maupun gaji. Setelah sekian lama ia berganti pekerjaan, bukannya
kepuasan yang ia dapat, namun justru sering muncul penyesalan. Setiap
kali pindah pekerjaan, ia merasa menjumpai banyak kendala. Dan,
begitu seterusnya. Suatu ketika, pemuda itu berjumpa dengan kawan
lamanya. Kawan lama itu sudah menduduki posisi direktur muda di
sebuah perusahaan. Pemuda itu pun lantas bertanya, bagaimana caranya
si kawan bisa memperoleh kedudukan yang tinggi dengan waktu yang
relative cepat. "Kamu dekat dengan bosmu ya?" Tanya si pemuda
penasaran. Kawan lamanya itu hanya tersenyum. Ia tahu, si pemuda
curiga padanya bahwa posisi saat ini dikarenakan faktor koneksi.
"Memang, aku dekat dengan bos aku." Jawab kawan itu, "Tapi aku juga
dekat dengan semua orang di kantorku. Bahkan, sebenarnya aku
berhubungan dekat dengan semua orang, baik dari yang paling bawah
sampai paling atas. Kamu curiga ya? Aku bernepotisme karena bisa
menduduki posisi tinggi dalam waktu cepat?" Dengan malu, pemuda itu
segera meminta maaf, "Bukan itu maksud aku. Aku sebenarnya kagum
dengan kamu. Masih seusia aku, tapi punya prestasi yang luar biasa
sehingga bisa jadi direktur muda." Setelah menceritakan keadaannya
sendiri, si pemuda kembali bertanya, ?Kawan, apa sih sebenarnya
rahasia sukses kamu?? Dengan tersenyum bijak si kawan menjawab,
"Aku tak punya rahasia apapun. Yang kulakukan adalah
mengaktualisasikan diriku atau fokus pada kekuatan yang aku punyai,
dan berusaha mengurangi kelemahan-kelemahan yang aku miliki. Itu
saja yang kulakukan. Mudahkan?" "Maksudmu bagaimana?" "Aku pun
sebenarnya pernah mengalami hal yang sama denganmu, merasa jenuh
dengan pekerjaan yang ada dan juga tak bisa naik jabatan. Namun,
suatu ketika, aku menemukan bahwa ternyata aku punya kemampuan
lebih di bidang pemasaran. Maka, aku pun mencoba untuk fokus di
bidang pemasaran. Aku menikmati bertemu dengan banyak orang. Selain
itu, aku pun mencoba terus belajar untuk mengusir kejenuhan pada
pekerjaan. Dan, inilah yang aku dapatkan.?

Anak Pemalas

Dikisahkan, sebuah keluarga mempunyai anak semata wayang.
Ayah dan ibu sibuk bekerja dan cenderung memanjakan si anak dengan
berbagai fasilitas. Hal tersebut membuat si anak tumbuh menjadi anak
yang manja, malas, dan pandai berdalih untuk menghindari segala
macam tanggung jawab. Setiap kali si ibu menyuruh membersihkan
kamar atau sepatunya sendiri, ia dengan segera menjawab, "Aaaah Ibu.
Kan ada si bibi yang bisa mengerjakan semua itu. Lagian, untuk apa
dibersihkan, toh nanti kotor lagi." Demikian pula jika diminta untuk
membantu membersihkan rumah atau tugas lain saat si pembantu
pulang, anak itu selalu berdalih dengan berbagai alasan yang tidak
masuk akal. Ayah dan ibu sangat kecewa dan sedih melihat kelakuan
anak tunggal mereka. Walaupun tahu bahwa seringnya memanjakan
anaklah yang menjadi penyebab sang anak berbuat demikian. Mereka
pun kemudian berpikir keras, bagaimana cara merubah sikap si anak?
Mereka pun berniat memberi pelajaran kepada anak tersebut. Suatu hari,
atas kesepakatan bersama, uang saku yang rutin diterima setiap hari,
pagi itu tidak diberikan. Si anak pun segera protes dengan kata-kata
kasar, "Mengapa Papa tidak memberiku uang saku? Mau aku mati
kelaparan di sekolah ya?" Sambil tersenyum si ayah menjawab, "Untuk
apa uang saku, toh nanti habis lagi?"Demikian pula saat sarapan pagi,
dia duduk di meja makan tetapi tidak ada makanan yang tersedia. Anak
itu pun kembali berteriak protes, "Ma, lapar nih. Mana makanannya?
Aku buru-buru mau ke sekolah." "Untuk apa makan? Toh nanti lapar
Generated by Foxit PDF Creator ? Foxit Software

Disadur dari www.andriewongso.com
Disadur dari www.andriewongso.com
lagi?" jawab si ibu tenang. Sambil kebingungan, si anak berangkat ke
sekolah tanpa bekal uang dan perut kosong. Seharian di sekolah, dia
merasa tersiksa, tidak bisa berkonsentrasi karena lapar dan jengkel. Dia
merasa kalau orangtuanya sekarang sudah tidak lagi menyayanginya.
Pada malam hari, sambil menyiapkan makan malam, sang ibu berkata,
"Anakku. Saat akan makan, kita harus menyiapkan makanan di dapur.
Setelah itu, ada tanggung jawab untuk membersihkan perlengkapan
kotor. Tidak ada alasan untuk tidak mengerjakannya dan akan terus
begitu selama kita harus makan untuk kelangsungan hidup. Sekarang
makan, besok juga makan lagi. Hari ini mandi, nanti kotor, dan harus
juga mandi lagi. Hidup adalah rangkaian tanggung jawab, setiap hari
harus mengulangi hal-hal baik. Jangan berdalih, tidak mau melakukan
ini itu karena dorongan kemalasan kamu. Ibu harap kamu mengerti." Si
anak menganggukkan kepala, "Ya Ayah-Ibu, saya mulai mengerti. Saya
juga berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi."
Disadur dari www.andriewongso.com
Disadur dari www.andriewongso.com

Jumat, 03 Juni 2011

KISAH HARU

Kisah Haru Dari Seorang Anak Kecil .... Silahkan meneteskan air mata

Ni cerita bikin ane nangis gan.. sungguh mengharukan.

Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah..sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?... Bagaimana Dita mau bermain nanti ?... Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, " katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..



Makanya sayangilah anak kita walau bagaimanapun karna itu adalah darah daging kita.

Tolong ksih ijo2nya ya gan

Ane ga mengharapkan

Sekalian di rate ya...

Sabtu, 28 Mei 2011

TULANG RUSUK YANG PATAH

“Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?” tanya Dara.
“Sudah pasti kamu!” balas Jejaka.
“Pada pandangan kamu, aku ini siapa?” tanya Dara lagi.

Jejaka diam sejenak, berfikir, lalu menatap Dara dengan tenang dan berkata, “Kamu adalah tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahawa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua lelaki mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, dia tidak lagi merasakan sakit di hati.”

Mereka kemudiannya bernikah dan melalui masa-masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.

Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara membentak, “Kamu tak cintakan aku lagi!”

Jejaka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan membalas, “Aku juga menyesal menikah dengan kamu! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”

Dara terkedu, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Dia menatap Jejaka, seakan tak percaya dengan apa yang telah didengarnya tadi. Jejaka pula menyesal dengan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk ditarik kembali. Dengan linangan air mata, Dara mengemas barang-barangnya, bertekad untuk berpisah.

“Jika aku bukan tulang rusukmu, aku akan pergi! Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing.”

Lima tahun berlalu…

Jejaka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari khabar tentang kehidupan Dara. Khabarnya Dara pernah menikah dengan seseorang selepas itu, tetapi jodohnya tidak panjang juga. Jejaka yang tahu semua tentang Dara, merasa kecewa kerana dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali. Dara tak pernah menunggunya.

Suatu malam yang sunyi, saat Jejaka menghirup secawan kopi panas, dia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahawa dia merindukan Dara. Ditakdirkan mereka bertemu kembali secara tidak sengaja.

“Kamu apa khabar?” tanya Jejaka.

“Baik-baik saja. Hmm, apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?” tanya Dara spontan.

“Belum,” jawab Jejaka sepatah.

“Aku akan ke luar negara esok. Mungkin akan pulang dua minggu lagi,” beritahu Dara.

“Telefon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nombor telefon rumah kita, bukan? Masih tidak berubah. Dan, tak akan ada yang berubah,” kata Jejaka.

Dara tersenyum kemudian berlalu.

Seminggu kemudian, Jejaka mendengar khabar bahawa Dara mengalami kemalangan, dan meninggal.

Malam itu, sekali lagi, Jejaka menghirup kopi panas dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sedar bahawa sakit itu adalah kerana Dara – tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan

KISAH CINTA SEJATI

Namaku Linda dan aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberikanku sebuah pengajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat dan mengagumkan seperti dalam novel-novel romantis, tetapi tetap bagiku ia adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari semua novela tersebut.

Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi dan ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu di sebuah majlis resepsi pernikahan dan kata ayahku dia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk ke dalam ruangan. Saat itu dia tahu, inilah wanita yang akan dikahwininya. Ia menjadi kenyataan dan mereka telah bernikah selama 40 tahun dengan tiga orang anak. Aku anak sulung, telah berkahwin dan memberikan mereka dua orang cucu. Ibu bapaku hidup bahagia dan selama bertahun-tahun telah menjadi ibu bapa yang sangat baik bagi kami, membimbing kami dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan.

Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Beberapa jiran kami mengajak ibuku pergi ke pembukaan pasaraya yang menjual alat-alat keperluan rumah tangga. Mereka mengatakan hari pembukaan adalah waktu terbaik untuk berbelanja barang keperluan kerana barang sangat murah dengan kualiti yang berpatutan.

Tapi ibuku menolaknya kerana ayahku sebentar lagi akan pulang dari kerja. Kata ibuku,”Ibu tak akan pernah meninggalkan ayahmu sendirian”.

Perkara itu yang selalu ditegaskan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita, aku wajib bersikap baik terhadap suamiku dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sihat mahupun sakit. Seorang wanita harus menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu. Menurut mereka, itu hanyalah lafaz janji pernikahan, omongan kosong belaka. Tapi aku tetap mempercayai nasihat ibuku.

Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami sekeluarga mengalami berita duka. Setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi dan menjadi lumpuh. Doktor mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, dia harus menghabiskan sisa hidupnya di pembaringan.

Ayahku, seorang lelaki yang masih sihat di usia tuanya. Tetapi dia tetap setia merawat ibuku, menyuapinya, bercerita segala hal dan membisikkan kata-kata cinta pada ibu. Ayahku tak pernah meninggalkannya. Selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya. Ayahku pernah mengilatkan kuku tangan ibuku, dan ketika ibuku bertanya ,”Untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua dan hodoh sekali”.

Ayahku menjawab, “Aku ingin kau tetap merasa cantik”.

Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, merawat ibuku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”Kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?”

Aku menggeleng, dan ibuku berkata, “Kerana aku tak pernah meninggalkannya…”

Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi dan Ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggungjawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.